Dengan berkeliling berjualan jajanan ringan, Bu Yeti mati-matian merawat Ibunya yang renta dan lumpuh. Mirisnya, kelumpuhan sang Ibu disebabkan oleh sang Kakak yang dengan tega menyiksa mereka!
Beliau adalah Bu Yeti (50), seorang penjual jajanan kecil yang setiap hari berusaha seorang diri merawat Ibunya yang lumpuh. Setiap hari beliau harus keliling puluhan kilo, mencari pembeli-pembelinya demi bisa membeli makan dan obat sang Ibu.
“Kondisi Ibu saya kayak gini, karena amukan dan siksaan Kakak saya. Saya tidak bisa berbuat apa-apa waktu itu karena saya juga menjadi korban. Sampai akhirnya 8 tahun yang lalu, Kakak saya pergi. Meninggalkan saya dan Ibu dengan kondisinya yang sudah tidak bisa apa-apa…”
Sang Ibu, Bu Zubaedah adalah korban amuk dan siksaan anak pertamanya. Dengan tubuhnya yang renta, Bu Zubaedah tidak bisa melawan ataupun menghindar. Sampai akhirnya tubuhnya lumpuh dan tidak bisa digerakkan lagi.
Sungguh miris, seorang anak tega menganiaya Ibunya sendiri hingga lumpuh.
Namun, sudah 8 tahun lalu anak pertama Ibu Zubaedah itu pergi meninggalkan rumah, meninggalkan Bu Zubaedah dengan Bu Yeti seorang diri. Kini, hanya Bu Yeti lah yang merawat Bu Zubaedah seorang diri.
Karena Ibunya sudah tua dan renta, apalagi sudah tidak bisa bekerja, mau tak mau Bu Yeti harus berjuang seorang diri demi bisa makan. Setiap hari ia berkeliling puluhan kilo. Berjualan jajanan ringan yang beliau ambil dari warung dekat rumahnya.
Keuntungannya pun tak banyak karena jajanannya sering tidak laku dan sisa banyak. Dalam sehari, Bu Yeti paling hanya bisa mendapatkan 10 ribu saja. Itupun harus dibagi dua oleh pemilik jajanan.
Bayangkan, dengan hasil segitu bagaimana Bu Yeti bisa mencukupi kebutuhan harian mereka? Bahkan untuk makan sehari saja sudah sangat kesulitan. Tak jarang, Bu Yeti terpaksa menahan lapar berhari-hari, demi Ibunya bisa makan dan membeli obat.
“Saya mencoba biasa meskipun perut saya lapar. Saya tidak mau terlihat kesakitan kalau di depan Ibu, takut Ibu jadi sedih. Yang terpenting bagi saya, Ibu bisa makan itu sudah cukup..”
Selain kondisi mereka yang memprihatinkan, kondisi rumah mereka pun tak kalah menyedihkan. Rumah mereka hanya terbuat dari anyaman bambu yang sudah kropos di berbagai sisi. Saat hujan deras, rumah mereka bergoyang seakan mau ambruk.
Ya Allah, nggak tega melihat Bu Yeti dan Bu Zubaedah hidup menderita seperti ini di hari tua mereka. Bu Yeti yang juga sudah semakin renta, harus terus menguatkan tubuh dan hatinya agar Ibunya tidak sedih, dan bisa lekas sembuh.
***
#OrangBaik, kalau ada rezeki berlebih, maukah sama-sama kita bantu Bu Yeti dan Bu Zubaedah agar bisa hidup layak dan bisa makan setiap hari? Yuk kita beri berkah terbaik untuk mereka, dengan cara:
Terima kasih, #OrangBaik!