

Hari-hari Ibu Aisa tidak lagi cerah seperti sebelumnya. Tidak sedikitpun terpikir dalam benaknya akan mendapat ujian luar biasa dari Tuhan. Berulang kali terbesit keinginan untuk menyerah, tetapi Ibu Aisa masih terus berusaha agar tetap bertahan.
Semua bermula dari sebuah benjolan kecil di payudara. Keterbatasan ekonomi membuat Ibu Aisa acuh dengan tanda ketidaknormalan di tubuhnya. Namun, semakin hari benjolan itu semakin membesar dan mulai mengeluarkan nanah hingga berdarah.
Dengan uang pas-pasan, Ibu Aisa pun pergi ke dokter dengan harapan bisa mendapat pengobatan agar rasa sakitnya bisa hilang. Namun, dunia terasa hancur ketika Ibu Aisa harus mendengar diagnosa dokter yang menyebut bahwa ia menderita kanker payudara. Dokter merekomendasikan Ibu Aisa agar segera melakukan kemoterapi sebagai upaya melawan kanker di tubuhnya.
Tak ingin menyerah dengan keadaan, Ibu Aisa pun menerima saran dokter. Namun, ia sempat gagal melakukan kemoterapi hingga tiga kali. Semangat sembuh yang sebelumnya membara, seolah padam karena kenyaaan yang ada.
Intan, putri semata wayang Ibu Aisa yang melihat ibunya ingin menyerah, terus memberikan semangat. Setiap hari, Intan menjaga dan mendampingi Ibu Aisa melewati waktu-waktu yang menyakitkan.
Di sisi lain, suami dari Ibu Aisa yang bekerja sebagai penarik kayu dengan penghasilan tak tentu, terus bekerja keras demi bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari serta mengusahakan pengobatan untuk sang istri

Ibu Aisa tidak tega melihat sang putri. Semangat untuk sembuh akhirnya bangkit lagi. Di tengah kondisi yang sulit, Ibu Aisa ditemani putrinya berangkat ke rumah keluarga yang bisa ditumpangi selama melakukan pengobatan. Namun, dengan kondisi payudara yang sudah mengeluarkan bau membuat Ibu Aisa harus mendengarkan penolakan dari orang-orang sekitar. Untung saja, masih ada iparnya yang mau berbaik hati memberikan tempat tinggal sementara untuk Ibu Aisa dan putrinya.

Biaya pengobatan tidaklah sedikit. Dengan penghasilan suami yang pas-pasan bahkan kadang kurang, membuat Ibu Aisa dan keluarga kebingungan.
Di saat rasa sakit mulai terasa, Ibu Aisa hanya mengandalkan obat anti nyeri yang ketika efeknya hilang, rasa sakitnya akan kembali menyerang.
Sebagai anak, Intan berharap agar ibunya bisa segera sembuh dan mereka kembali berkumpul di rumah. Mari wujudkan harapan Intan, seorang anak yang ingin ibunya menang melawan kanker payudara.
![]()
Belum ada Fundraiser