MIRIS! Sepi Pembeli, Kakek Perih JualanTahan Lapar

Kakek Sanusi, seorang pria tua berusia 70 th, selalu dikenal sebagai sosok yang tangguh. Setiap bulan Agustus, ketika kemeriahan Hari Kemerdekaan mulai terasa, kakek dengan semangat yang tak pernah surut berjualan bendera di pinggir jalan.

Namun, tahun ini semangat kakek terasa berbeda. Bayangkan menjadi Kakek Sanusi, istrinya telah berpulang, meninggalkan Kakek dalam kesendirian yang sunyi. Tubuhnya yang keriput, rambutnya yang memutih, dan dagangan bendera yang tak laku membuat harinya semakin berat.

Perihnya menahan lapar di gubuk kecilnya yang tak berisi beras atau nasi. Di tengah musimnya, bendera-bendera yang dijualnya tetap tak menarik pembeli. Dengan tubuh lemah, Kakek Sanusi terus berusaha, mengumpulkan setiap rupiah demi sebuah doa untuk istrinya yang telah tiada. Hati ini tersentuh melihat perjuangan Kakek yang tak kenal lelah.

Ya Allah, hanya kepada-Mu Kakek memohon mukjizat. Dengan susah payah, ia terus berjuang, berusaha mengirim doa untuk almarhumah istrinya yang telah tiada. Sepi pembeli membuatnya terpaksa menahan lapar, hingga kecapean dan tertidur di tengah usahanya.

Setiap kali orang bertanya namun tidak membeli membuat kakek sedih apakah bisa memenuhi janjinya kepada sang istri, membuat air matanya tak jarang menetes. Meskipun begitu, di balik kesedihannya, kakek tetap teguh. Ia berdoa, berharap esok hari lebih baik, dan dengan penuh harapan, ia kembali ke lapak kecilnya, menunggu dengan sabar agar bendera-bendera itu bisa terjual dan doa untuk sang istri dapat terlaksana.

Orang Baik, yuk bantu kakek Sanusi meringankan kesedihannya dan terus berjuang untuk hidupnya, dengan cara: 

1. Klik tombol “DONASI SEKARANG”

2. Masukkan nominal donasi

3. Pilih metode pembayaran GO-PAY, Jenius Pay, LinkAja, DANA, Mandiri Virtual Account, BCA Virtual Account, atau transfer Bank (transfer bank BNI, Mandiri, BCA, BRI, BNI Syariah, atau kartu kredit) dan transfer ke no. rekening yang tertera.

Baca selengkapnya ▾