Pipi Membengkak dan Nyeri, Bantu Pak Rajak Berobat

Permusyawaratan Desa, penghasilan Rajak hanya sebesar Rp 1.000.000 per bulan. Uang ini sangat pas-pasan untuk ia dan keluarganya, tak ada yang tersisa untuk biaya berobat.

Oleh karena itu, untuk menambah pemasukan dan menghidupi keluarganya, Rajak juga bekerja sebagai seorang nelayan.

Selama 10 tahun, Rajak tak yakin terkait penyakit apa yang ia derita. Pipi kiri Rajak mulai membengkak pada tahun 2014 dan terus membengkak secara perlahan hingga saat ini.

Rajak baru berkesempatan untuk berobat dan berkonsultasi dengan dokter pada Agustus 2024. Dokter menyatakan bahwa ada tumor ganas yang tumbuh di bagian pipi kiri sehingga menyebabkan pembengkakan dan menimbulkan ketidaknyamanan di sekitar area pipi tersebut.

Hingga saat ini pengobatan yang Rajak lakukan baru sebatas konsumsi obat-obatan tradisional berdasarkan rekomendasi orang-orang sekitarnya. Satu-satunya solusi yang disarankan dokter adalah operasi, dan ini merupakan keputusan besar bagi Rajak.

“Keputusan untuk menjalani operasi tentu bukan hal yang mudah, mengingat risiko dan konsekuensinya,” ungkap Rajak.

Biaya operasi dan pengobatan lainnya cukup besar, berbanding terbalik dengan kondisi keuangan Rajak dan keluarga.

Meski terlambat, Rajak bertekad untuk berusaha semaksimal mungkin melawan penyakitnya. Rajak mengaku bahwa perjalanan pengobatannya bukan hanya soal fisik, tetapi juga mental dan emosional. Ia merasa malu, penglihatan mata kirinya mulai rabun, dan pipi kirinya sering terasa nyeri.

Bagaikan pelangi setelah hujan, dukungan keluarga dan orang-orang terdekat membuat Rajak percaya bahwa akan selalu ada hal baik yang menantinya. Rajak berharap ia dapat menemukan jalan terbaik untuk menangani penyakit yang diderita sehingga segera sembuh dan berbahagia bersama keluarganya.