

Setiap pagi, Abah Jamin (77thn) keluar rumah membawa karung di punggungnya. Lagkahnya pelan, kakinya sering gemetar, tapi tangannya tetap meraih setiap rongsokan di jalan.

Semua itu ia lakukan demi menghidupi keluarga dirumah yang hampir seluruhnya sakit.
Di rumah kecil di gang Swadaya, Karawang Barat, Abah tinggal Bersama istrinya (Emak Juju, 60 thn), dua anak, dan satu cucu.
Mulyadi (25 thn) sakit lumpuh tak bisa berjalan, Deden sang adik yang sama sakit mental dan fisik, serta cucu nya Farid juga mengalami gangguan mental.
Bahkan Emak Juju sendiri pun sakit. Hanya Abah yang masih berjuang mencari nafkah, walau penghasilnya mencari rongsokan cuman Rp30.000/minggu.

Dari hasil mengumpulkan rongsokan belum cukup untuk membeli beras. Kadang, untuk mengisi perut, mereka harus menunggu pemberian tetangga. Kalau tidak ada yang memberi, ya... mereka menahan lapar.
Banyangkan di usia senja, Abah Jamin masih memikirkan bagaimana keluarga bisa makan, sementara tubuhnya sendiri tak sekuat dulu.
Kalau saya tak cari kerja, siapa yang cari makan? Ungkapnya dengan lirih.
Mereka butuh bantuan kita. Bukan hanya untuk makan hari ini, tapi juga untuk memastikan mereka merasa aman dan tidak akan tidur dalam keadaan lapar.
Klik tombol DONASI SEKARANG dan jadi bagian dari harapan mereka. Karena sedikit dari kita, bisa menjadi segalanya untuk mereka.
![]()
Belum ada Fundraiser
![]()
Menanti doa-doa orang baik