“Ibu kini sudah tidak bisa ngapa-ngapain, benar-benar hanya bisa tiduran…” ucap anak bungsu Bu Sukmariyah, dengan nada penuh kesedihan. Sejak operasi rahang, Bu Sukmariyah hanya bisa makan dan minum melalui selang NGT. Berat badannya terus menurun drastis, tubuhnya kini hanya tinggal tulang yang dilapisi kulit. Suara lembutnya yang dulu sering terdengar kini hilang, digantikan oleh isak dan sorot mata penuh harapan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.
Kondisi Bu Sukmariyah semakin memprihatinkan. Ia sering mual hingga muntah, dan setiap kali itu terjadi, keluarganya harus sigap membersihkannya. Sang suami dan anak-anaknya merawatnya dengan penuh kasih sayang, meskipun mereka sendiri berada di tengah keterbatasan. “Keluarga kita cuma bertani, itu juga di lahannya orang,” tutur sang anak, menggambarkan betapa sulitnya mereka memenuhi kebutuhan hidup, apalagi biaya pengobatan yang terus membebani.
Demi mendapatkan pengobatan untuk Bu Sukmariyah, keluarga ini telah menjual ladang yang menjadi sumber penghidupan mereka. Ladang kecil yang dulu menopang kehidupan kini hanya tinggal kenangan, digantikan oleh utang dan perjuangan sehari-hari untuk sekadar bertahan hidup. “Dulu waktu sakit-sakit awal, ibu masih sering maksain ke sawah buat ngurus hasil tani,” tambah anak bungsunya, mengingat betapa gigih sang ibu sebelum penyakitnya semakin parah.
Kini, Bu Sukmariyah hanya bisa terbaring di tempat tidur, tubuhnya lemah, dan kondisi kesehatannya terus memburuk. Sementara itu, keluarganya berusaha tetap tegar meskipun dihantui rasa cemas akan masa depan mereka. Di balik kesunyian dan sorot mata yang penuh kepasrahan, ada harapan kecil bahwa suatu saat akan ada bantuan untuk meringankan beban mereka.
#OrangBaik, mari kita bantu Bu Sukmariyah dan keluarganya. Uluran tangan Anda bisa menjadi harapan baru bagi mereka yang tengah berada dalam keterpurukan dengan cara: